Ibadah
umat Islam ada yang didasarkan pada peredaran bulan dan ada yang
berdasarkan pada matahari. Berkaitan dengan Idul Fitri dasarnya adalah
munculnya/terlihatnya bulan sabit muda. Banyak yang kritik penanggalan
hijriyah yang didasarkan pada bulan sabit muda tersebut karena berkaitan
langsung dengan ibadah umat Islam, dan apakah berlaku global atau dasar
wilayah.
Sekedar
untuk diketahui bahwa penanggalan yang ada sekarang ini didasarkan pada
peredaran bulan dan matahari tersebut, dan ada tiga model penanggalan
yaitu solar system, lunar system dan lunisolar. Masing-masing ketiga system tersebut mempunyai kelemahan.
Dalam
Lunar System, kelemahannya adalah tidak bisa ditetapkannya garis batas
wilayah, karena kalau bulan sabit muda didasarkan pada sejajarnya
matahari dan bulan dalam garis bujur astronomi (konjungsi), maka garispenanggalannya akan berubah setiap bulan.
Kelemahan
Solar System seperti penanggalan Miladiyah yang ada sekarang adalah
bahwa peredaran bumi mengelilingi matahari sebanyak 365,25 hari, artinya
ada selisih ¼ hari yang dibulatkan dalam tahun keempat menjadi tahun
panjang yang umur bulan terakhirnya yaitu Pebruari menjadi 29 hari, dan
penamaan bulan tidak ada kaitan sama sekali dengan peredaran bulan,
hanya membagi jumlah keseluruhan menjadi 12 yang diatur sebanyak 30, 31
serta 28 dan 29 hari dalam setiap bulan. Penanggalan miladiyah sempat
mengalami dua kali pembetulan. Hal ini bagi sebagian dianggap biasa,
tetapi sebenarnya enunjukkan pula bahwa kalender ini mempunyai
kelemahan.
Penanggalan
Lunisolar merupakan penggabungan kedua system diatas. Penanggalan ini
menetapkan peredaran bumi mengelilingi matahari sebagai tahunannya dan
peredaran bulan mengelilingi bumi sebagai sebutan bulan. Dengan demikian
akan ada selisih 10 hari dalam setiap tahun dan dalam tahun ketiga akan
terkumpul 30 hari dan menjadi bulan ke-13. penganut system ini yaitu
penanggalan Saka Bali dan Cina.
Masing-masing
penanggalan sebenarnya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pernah
terjadi pelaksanaan Kasada umat Hindu di gunung Bromo dilaksanakan tidak
pada bulan purnama, ada pertanyaan juga apakah benar kelahiran al-Masih
pada tanggal 25 Desember,
Akhir-akhir
ini yang menjadi sorotan adalah seringnya terjadi perbedaan pelaksanaan
Idul Fitri dan Idul Adha bagi umat Islam. Islam adalah agama rahmatan
lil’alamin dan berlaku umum tanpa mengutamakan suku dan ras, dalam hal
ibadah tidak bisa suatu daerah dijadikan dasar pelaksanaannya kecuali
yang sudah ditentukan sebagai rukun dan syarat suatu ibadah, jika ibadah
berkaitan dengan tempat tertentu maka tempat tersebutlah yang dijadikan
dasar pelaksanaannya, akan tetapi jikalau ibadah tersebut berkaitan
dengan waktu, maka waktu setempatlah yang dijadikan dasar. Pada dasarnya
perbedaan penetapan waktu suatu daerah dengan daerah lain sebagaimana
bedanya waktu sholat antara suatu daerah dengan daerah lain.
Wallahua’lam..